Pelajar Islam Indonesia (PII) adalah organisasi massa Pelajar Islam yang
bergerak di bidang kepelajaran dan perkaderan yang bertujuan
terciptanya kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang berdasarkan Islam bagi segenap bangsa Indonesia dan umat manusia. Berdiri hari Ahad, 4 Mei 1947 M/ 12 Jumadi Tsani 1366 H di Yogyakarta dengan tokoh pertamanya Yoesdi Ghazali dan saat ini Ketua Umum PB (Pengurus Besar) PII, Munawar Khalil.
Motivasi Berdirinya PII
Kebijakan
politik Belanda dan Jepang pada masa pra kemerdekaan telah memberikan
dampak yang sangat negatif bagi umat Islam. Salah satu dampak yang
terasa di kalangan pelajar yaitu adannya perpecahan antara pelajar yang
mengenyam pendidikan di sekolah umum dan pelajar (santri) yang mengenyam
pendidikan di pesantren. Dalam hal kurikulum, pemikiran Belanda (Barat)
yang sangat materialistis telah menjadi basis cara pandang pelajar
didikan Belanda (sekolah umum). Mereka cenderung banyak meniru Barat
dalam pola hidup maupun budaya pribadi seperti terlihat pada cara
berpakaian, bersikap, dan bertingkah laku. Sisi positif yang dapat
diambil dari hasil pendidikan Barat ini terletak pada metode yang modern
karena memakai kurikulum dan kelas. Metode ini dapat memberikan
keteraturan dan kedinamisan. Sementara sisi negatifnya terletak pada
kemerosotan rasa patriotisme dan masuknya paham sekulerisme ke dalam
pikiran para pelajarnya. Dari sisi pekerjaan, umumnya pelajar hasil
pendidikan gaya Belanda ini menjadi pegawai rendahan pada pemerintah
kolonial Belanda.[2]
Kemudian
tampak, bahwa keadaan seperti ini mulai menimbulkan dikotomi dalam
dunia pendidikan sekaligus memunculkan jurang pemisah antara pelajar
hasil pendidikan umum (Barat) dengan pelajar hasil pendidikan pesantren.
Para pelajar hasil didikan Belanda merasa canggung bergaul dengan
masyarakat Islam. Padahal, mereka juga muslim. Sebaliknya, banyak
masyarakat Indonesia umumnya dan khususnya umat Islam yang tidak
bersimpati pada mereka karena dianggap sebagai pengikut Belanda. Keadaan
seperti ini tentu saja akan mengancam perkembangan bangsa dan umat
Islam ke depan.[ Ibid] Kemudian secara umum PII memiliki kekhawatiran
akan warisan zaman kolonial yang menjadi wabah pada masyarakat
Indonesia, yaitu :
- 1.Kepincangan di dalam lapangan pendidikan, pengajaran dan kebudayaan yang berdasar materialisme dan menghilangkan agama.
- 2.Adanya semangat budak.
- 3.Rasa kurang harga diri (miderwaardig - heidscomplex)
- 4.Jiwa yang beku (statis)
Proses Berdirinya PII
Pada
tanggal 25 Februari 1947, Yoesdi Ghozali sedang beri’tikaf di Masjid
Besar Kauman, Yogyakarta. Atas dasar refleksinya tentang situasi dan
kondisi yang terjadi pada bangsa Indonesia saat itu, terlintas gagasan
untuk membentuk suatu organisasi bagi pelajar Islam yang dapat mewadahi
segenap lapisan pelajar Islam yang saat itu terpecah dan belum
terkoordinasi. Gagasannya disampaikan pada Anton Timur Djaelani, Amin
Syahri, Ibrahim Zarkasyi, dan Noersyaf saat pertemuan di Gedung SMP
Negeri 2 Sekodiningratan, Yogyakarta. Semua yang hadir ini sepakat untuk
mendirikan organsasi Pelajar Islam.
Selanjutnya
dalam Kongres Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) yang dilaksanakan
pada tanggal 30 Maret hingga 1 April 1947, Yoesdi Ghozali mengemukakan
gagasan tersebut kepada para peserta Kongres. Setelah melalui proses
perdebatan karena perbedaan pandangan, akhirnya peserta menyetujui ide
ini. Kongres kemudian memutuskan untuk melepas GPII sayap pelajar guna
bergabung ke organisasi pelajar Islam juga mengamanatkan kepada utusan
Kongres GPII yang kembali ke daerah masing-masing untuk memperlancar
berdirinya organisasi khusus pelajar Islam itu.
Tindak
lanjut keputusan Kongres itu, pada hari Ahad tanggal 4 Mei 1947 digelar
pertemuan di Kantor GPII, Jalan Margamulyo No. 8 Yogyakarta. Dalam
pertemuan itu hadir Yoesdi Ghozali, Anton Timur Djaelani, Amin Syahri,
Ibrahim Zarkasyi, dan wakil-wakil organisasi pelajar Islam lokal yang
telah ada. Pertemuan yang dipimpin oleh Yoesdi Ghozali itu diputuskan
berdirinya organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) tepat pada pukul
10.00 WIB tanggal 4 Mei 1947.
Tujuan, Tugas, dan Fungsi
Anggaran Dasar (AD) PII
- Organisasi independen ini memiliki tujuan “Kesempurnaan Pendidikan Dan Kebudayaan Yang Sesuai Dengan Islam Bagi Segenap Rakyat Indonesia dan Umat Manusia.”
- Mempunyai tugas pokok melaksanakan kaderisasi serta melakukan pembelaan dan pelayanan terhadap pelajar guna menumbuhkan kader ummat dan kader bangsa yang memiliki kepribadian muslim, cendikia, dan berjiwa pemimpin untuk menjadi pelopor, penggerak, dan penjaga misi perjuangan Islam.
- Berfungsi sebagai wadah pembinaan kepribadian muslim, penghantar sukses studi, sarana berlatih, dan alat perjuangan bagi pelajar Islam.
Kiprah dari Masa ke Massa
Masa Orde Lama
- Melawan Agresi Militer Belanda,
- pertukaran pelajar ke luar negeri,
- Partispasi dalam Majelis Pimpinan Haji (MPH),
- Aksi penolakan pembubaran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),
- Partisipasi dalam kegiatan Colombo Plan,
- Partisipasi dalam kegiatan Konferensi Asia Afrika (KAA),
- Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI),
- Perkampungan Kerja Pelajar (PKP).
Masa Orde Baru
- Penolakan Asas Tunggal,
- UU Perkawinan,
- Advokasi Pemakaian Jilbab di Sekolah Umum,
- Perkampungan Kerja Pelajar (PKP).
Masa Reformasi
- Komite Peduli Pelajar (KPP),
- Crisis Centre for Students,
- Kesatuan Aksi Pelajar Islam Indonesia (KA-PII),
- Perkampungan Kerja Pelajar (PKP).
Keanggotaan
Anggaran Dasar (AD) PII
- 1.Anggota Tunas adalah pelajar Islam berusia antara 7 hingga 12 tahun yang pernah atau sedang studi di tingkat sekolah dasar/sederajat dan aktif mengikuti kegiatan yang dibina oleh PII.
- 2.Anggota Muda adalah pelajar Islam yang telah berusia 13 tahun yang pernah atau sedang studi di tingkat sekolah menengah atau sederajat dan aktif mengikuti kegiatan yang dibina oleh PII.
- 3.Anggota Biasa adalah anggota muda yang telah mengikuti Basic Training PII.
- 4.Anggota Luar Biasa adalah pelajar Islam berkewarganegaraan asing berusia 7 hingga 30 tahun yang pernah atau sedang studi di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah atau perguruan tinggi atau sederajat dan telah mengikuti pengkaderan PII.
- 5.Anggota Kehormatan adalah pelajar Islam berprestasi atau orang yang berjasa kepada PII yang ditetapkan keanggotaannya oleh Pengurus Besar atau Pengurus Wilayah.
Kegiatan Pembinaan Pelajar
Training
- Leadership Basic Training (LBT),
- Leadership Intermediate Training (LIT), dan
- Leadership Advance Training (LAT)
Kursus
- Pacu Prestasi Studi,
- Teknologi Informatika, Belajar Islam Bersama,
- Jurnalistik,
- Desain Grafis,
- Latihan Manajemen Dasar,
- Latihan Manajemen Strategis,
- Pendidikan Instruktur Dasar,
- Pembinaan Usia Tunas,
- Pecinta Alam,
- Bela Negara,
- Perkampungan Kerja Pelajar (PKP), dll
Ta’lim
- Awwal
- Wustho, dan
- Ali
Periodesasi Kepengurusan
No | Ketua Umum | Sekretaris Jendral | Periode |
---|---|---|---|
1 | Yoesdi Ghazali | Ibrahim Zarkasyi | 1947 |
2 | Noersyaf | Ibrahim Zarkasyi | 1947-1948 |
3 | Anton Timur Djaelani | Yoesdi Ghazali | 1948-1950 |
4 | Anton Timur Djaelani | Halim M. A Tuasikal | 1950-1952 |
5 | Ridwan Hasjim | Halim M. A Tuasikal | 1952-1954 |
6 | Amir Hamzah Wirjosoekanto | Ichwan Haryadi | 1954-1956 |
7 | Wartomo Dwijuwono | Agus Sudono | 1956-1958 |
8 | Ali Undaja | Abdurrahman Anshori | 1958-1960 |
9 | Thaher Sahabuddin | Hartono Mardjono | 1960-1962 |
10 | Ahmad Djuwaeni | Endang T. Jauhari | 1962-1964 |
11 | Syarifuddin Siregar Pahu | M. Husni Thamrin | 1964-1966 |
12 | M. Husnie Thamrin | Utomo Dananjaya | 1966-1969 |
13 | Hussein Umar | Mansyur M. Amien | |
14 | Utomo Dananjaya (Pj) | Khozin Arief | |
15 | Hussein Umar | Mansyur M. Amien | 1969-1973 |
16 | Usep Fathuddin | Khozin Arief | |
17 | Yusuf Rahimi | Achmad Djauhari | 1973-1976 |
18 | Ahmad Joenanie Aloetsjah | Nasrul H. Soemardep | 1976-1979 |
19 | Masyhuri Amin Mukhri | M. Ibnu Sulaiman St | 1979-1983 |
20 | Mutammimul Ula | A. Rasyid Muhammad | 1983-1986 |
21 | Chalidin Yacobs | Muchlis Abdi | 1986-1989 |
22 | Agus Salim | Abdullah Baqir Zein | 1989-1992 |
23 | Syaefunnur Maszah | A. Rahman Farid | 1992-1995 |
24 | Abdul Hakam Naja | Zaenul Ula M. J (1995-1996) | 1995-1998 |
Asep Effendi (1996-1997) | |||
Subarman H. S (1997-1998) | |||
25 | Djayadi Hanan | Irfan Amrullah (1998-1999) | 1998-2000 |
Rofiq Azhar (1999-2000) | |||
26 | Abdi Rahmat | Fajar Nursahid (2000-2001) | 2000-2002 |
M. Sujatmoko (2001-2002) | |||
27 | Zulfikar | Romdin Azhar (2002-2003) | 2002-2004 |
Tri Suhari Yadi (2003-2004) | |||
28 | Delianur | Jen Zuldi Rozalim (2004-2005) | 2004-2006 |
Pujo Priyono (2005-2006) | |||
29 | Zaid Markarma | Nuril Anwar | 2006-2008 |
30 | Nasrullah | Zakaria | 2008-2010 |
31 | Muhammad Ridha | Dede Rahmat | 2010-2012 |
32 | Randi Muchariman | Erlan Tresna (2012-2014) | 2012-2015 |
Sofian (2014-2015) | |||
33 | Munawar Khalil | Win Salamsyah Lingga (2015-2016) | 2015-2017 |
M. Salman Ramdhani (2016-2017) |
0 komentar:
Posting Komentar